ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA), Laptop 45+ AI Advanced dengan Performa Maksimal

Istilah NPU, AI acceleration, hingga angka-angka seperti 45+ TOPS AI, awalnya, saya pikir cuma fitur baru, sekadar asisten suara, atau fitur kamera pintar di dalam spesifikasi laptop. Saya bahkan sempat menganggap laptop NPU 45+ TOPS AI hanya jargon marketing.

Namun kemunculan ASUS Zenbook S14 OLED UX5406 di sebuah artikel menjelang penghujung tahun lalu, yang kini hadir dengan varian Zenbook S14 OLED (UX5406SA), perlahan mengikis skeptisme saya pada perangkat komputasi berteknologi AI. ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) merupakan salah satu laptop AI dengan performa NPU 45+ TOPS. Dan belakangan, gambar laptop premium ini kerap muncul di beranda saya setiap kali membuka media sosial atau membaca berita di Google Discover di smartphone.

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8 core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.

laptop ai 45+ tops terbaik

Nah, kalau kamu membutuhkan laptop AI untuk produktivitas dan mobilitasmu, saatnya kamu mempertimbangkan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA). Si mungil ini tidak hanya menopang keseharianmu, tapi juga akan menginspirasi kamu untuk melakukan banyak hal.

Seperti halnya Zenbook S14 OLED UX5406 menginpirasi saya dengan sebaris kalimat, yang kemudian mengubah ketidakmautahuan saya menjadi rasa penasaran pada PC AI, NPU, 45+ TOPS AI, dan semua istilah membingungkan itu, serta perlahan menyadarkan saya bahwa laptop bukan sekedar alat "tempur".

Ketika Multitasking Menjadi Beban

Sebagai seorang freelancer dan full-time blogger yang nyambi bermusik dan ngedit video, keseharian saya sebagian besar dipenuhi switching antar aplikasi, yang kebanyakan aplikasi berat. Dari dashboard blogger dan sejumlah tab di browser beralih ke software desain seperti Adobe Photoshop, Corel Draw, Canva, hingga software editing seperti Capcut, Filmora, dan FL Studio, lalu balik ke browser lagi, mewajibkan saya bekerja dengan perangkat yang cepat.

apa itu neural processing unit

Karena itu, saya mempersenjatai laptop dengan memori 16GB DDR4, yang (seharusnya) cukup untuk multitasking. Semua demi kualitas konten, membangun citra, mendapatkan kepercayaan dari konsumen, selain tentu saja mengoptimalkan penghasilan.

Menjadi seorang freelancer dan full-time blogger tidak semudah ketika profesi ini dulu cuma sebagai aktivitas sambilan saat saya masih aktif bekerja. Pendapatan yang tidak menentu, kadang ada orderan seminggu tapi dua minggu kosong, menjadi salah satu tantangan.

Untungnya, saya siap untuk job apa saja. Tawaran ngejob bermusik dan video shooting untuk acara nikahan juga saya terima, karena cuannya bisa bikin senyum dua minggu.

Kembali ke aktivitas harian, saya sering merasa waktu 24 jam sehari itu tidak cukup. Seringkali proses penyelesaian konten saling berkejaran. Ini terjadi karena berbagai sebab, misalnya karena yang punya hajatan mendadak ingin video pernikahan segera dikirimkan sehingga pembuatan artikel ditunda ke hari berikutnya, yang justru menjelang deadline.

Selain itu, job bermusik dan video shooting seringkali pula dadakan. Tidak jarang harus ke luar kota atau ke daerah pelosok.

laptop ai 45+ tops terbaik

Situasi ini membuat saya sering bekerja overload sekaligus membuang waktu untuk bernegosiasi ulang sembari berpikir keras mempertimbangkan beberapa opsi solusi agar semua happy-ending, yang masing-masingnya punya konsekuensi. Mulai dari pendapatan berkurang karena menolak job musik demi menyelesaikan orderan, hingga tubuh tidak fit, mata perih dan sensitif melihat cahaya karena harus ngebut menyelesaikan order sebab terlanjur menerima job musik dan video shooting.

Opsi yang ideal adalah menerima job musik dan video shooting bila orderan digital sudah selesai. Tapi dengan catatan: tidak ada orderan musik mendadak dari koordinator tim musik, yang jadwalnya siang ini tapi dapat infonya tadi malam. Bila ini terjadi, selain prepare-nya bakalan tidak maksimal, saya juga harus mereschedule semua jadwal yang sudah tersusun.

Sampai saat ini, semuanya (memang) masih bisa saya atasi mengandalkan fleksibilitas dan kerja multitasking yang sudah biasa saya lakukan. Saya sering menyelesaikan artikel atau membuat gambar di lokasi hajatan tempat saya dan tim mengisi acara musik. Saya all-out berjibaku, dan saya lakukan seriang mungkin.

Tapi saya tahu hasilnya tidak maksimal. Apalagi saya bekerja sendiri. Fokus menjadi terbagi, dan kadang diliputi rasa khawatir. Khawatir tugas tidak sesuai harapan klien. Khawatir citra saya jatuh. Juga khawatir seandainya laptop di dalam tas remuk tergencet peralatan musik di mobil karena terguncang di perjalanan yang aksesnya tidak semuanya mulus, serta internet yang koneksinya cenat-cenut mirip orang sakit kepala.

Saya merasakan me-time dengan keluarga dan bersosialisasi di lingkungan komplek mulai berkurang. Kegiatan rutin di komunitas sosial pun semakin jarang saya ikuti sampai tuntas.

Mungkin ini yang dinamakan multitasking yang kebablasan.

Menurut penelitian WifiTalents, orang yang merencanakan hari mereka terlebih dahulu 30% lebih produktif daripada mereka yang tidak. Selain itu, menerapkan daftar prioritas harian dapat meningkatkan produktivitas karyawan sebesar 15-20%. Di lain sisi, menerapkan metode fokus tugas tunggal dapat meningkatkan kinerja dan akurasi hingga 10%, dan menetapkan tenggat waktu yang jelas untuk tugas meningkatkan tingkat penyelesaian sebesar 30%.

Semakin ke sini semakin saya sadari, bahwa menjadi freelancer multi peran tidak hanya butuh fleksibelitas, multitasking, dan "bisa bekerja dimana saja", tapi juga kemampuan mengatur waktu dan hal-hal prioritas, serta mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi kapan saja.

"Andai saya seperti Luo Yi atau Chip, dua karakter hero di game Mobile Legend yang bisa berteleportasi ke berbagai tempat, semua job bisa terselesaikan di rentang waktu yang bersamaan. Atau ada asisten yang berkarakter Profesor X Charles Xavier, pendiri Avengers yang bisa bertelepati, bisa tahu segala sesuatu di kepala saya lalu merekomendasikan hal-hal yang yang paling mendesak, atau menyelesaikan yang paling cepat dan mudah." Harap saya dalam hati.

Bereksperimen Dengan Video AI Tanpa Memahami Apa Itu NPU

Pekerjaan pro jangan pakai coba-coba, bro. Kalau mau pakai aplikasi AI, harusnya laptop kamu juga sudah punya AI, yang sudah pakai NPU. Kita mau hasilnya bagus, sesuai skenario, dan pengerjaannya cepat!”.

Demikian komplain dan teguran klien dari tim konsultan yang juga teman saya, sebelum mengkahiri rencana kerja sama pembuatan video dokumenter dan profil tokoh berformat 4K untuk keperluan sosialisasi, menjelang akhir tahun 2024 lalu. Itu pertama kalinya saya mendapatkan komplain dan teguran dari klien sejak berjibaku di dunia freelance.

Saat itu, laptop andalan saya cepat ngos-ngosan setelah berkali-kali memproses video dan gambar dengan AI. Browser mulai lemot, tab mulai freeze satu per satu, laptop mendesis panas, fan-nya berisik. Dan, berkali-kali pula sang AI di aplikasi lambat merespon. Padahal itu baru sampel!.

Saya sangat yakin aplikasi AI bisa mengerjakan semuanya dengan cepat. Tapi saya lupa bahwa file bahan video dan gambar yang akan diolah semuanya berkapasitas besar. Saya bahkan tidak tahu bila pengolahan konten di situs AI membutuhkan penyimpanan cloud serta koneksi internet yang lancar.

Multitasking yang harusnya mempercepat proses, justru jadi beban ketika laptop mulai lambat merespons.

Untung saja saya tidak membatalkan job lain, sehingga walaupun gagal mendapatkan kontrak, saya masih bisa dapat cuan dari orderan lain. Nyaris saja.

laptop biasa vs laptop AI

Lalu rasa penasaran mendera saya: apakah ada pengaruh pemrosesan video di situs AI terhadap performa laptop saya? Atau sebaliknya, apakah spesifikasi laptop berpengaruh pada pemrosesan aplikasi-aplikasi berbasis AI? Bisakah mengedit atau membuat video di situs AI dengan cepat di laptop biasa?

Ada momen unik sebelum kedatangan klien tersebut ke tempat kerja yang juga rumah saya. Sembari menunggu kedatangan mereka, saya membuka Google Discovery smartphone saya dan menemukan artikel tentang launching laptop baru ASUS, yaitu ASUS Zenbook S14 OLED UX5406. Ketika mereka pulang, laman beritanya bahkan masih terbuka!

Bukan, bukan (hanya) tentang motif garis unik di bagian luar yang diselimuti material keramik aluminium yang membuat saya menahan napas. Tapi juga tentang NPU, istilah yang muncul pada kalimat "Laptop pertama di Indonesia yang ditenagai prosesor Intel® Core™ Ultra (Series 2) terbaru dengan performa NPU hingga 47 TOPs". Istilah yang sering saya samakan dengan fitur atau aplikasi AI lainnya, dan sering saya lewatkan begitu saja bila menemukan artikel yang mencantumkan istilah ini pada judulnya. Dan si klien menyebutkan istilah itu beberapa jam kemudian.

Ulasan tentang peran NPU pada pemrosesan aplikasi berbasis AI pada artikel tersebut, mulai menggerogoti pikiran saya dan memicu keingitahuan saya ke hari-hari berikutnya.

Saya menemukan banyak hal yang membuat saya sering duduk termenung mengingat kecerobohan saya, yang mengakibatkan lepasnya kontrak besar kala itu.

ASUS Zenbook S14 OLED UX5406SA
Interaksi saya dengan Copilot tentang pembuatan video di situs AI dari laptop biasa non-AI. Sayang, responnya terasa lama. Kenapa ya? Mungkinkah karena laptop saya belum punya AI? Atau karena internet lemot?

Mirip dengan CPU (Central Processing Unit) dan GPU (Graphic Processing Unit) di PC, NPU juga berfungsi melakukan pemrosesan. Hanya saja, NPU menangani tugas komputasi yang kompleks dan berat yang diperlukan oleh aplikasi AI, seperti pengenalan suara, pemrosesan bahasa alami, pengeditan gambar/video, analisis data, serta aplikasi berbasis AI lainnya.

Metrik kinerja dinyatakan dengan satuan TOPS (Trillions of Operations Per Second), untuk mengukur seberapa cepat dan efisien NPU dapat memproses tugas-tugas yang berkaitan dengan AI.

Microsoft sebelumnya menetapkan standar minimal 40 TOPS atau lebih, sebagai syarat bagi perangkat yang dikategorikan PC AI. Skor TOPS minimal ini juga syarat agar perangkat bisa mendapatkan pengalaman Windows 11 dengan fitur Copilot+PC yang optimal.

Semakin tinggi nilai TOPS suatu NPU, semakin besar kemampuannya untuk menangani beban kerja AI yang kompleks dengan cepat. Agar PC mampu menjalankan pemrosesan AI real-time, menjalankan generative AI, NPU berjalan lebih efisien, serta untuk menjalankan aplikasi dan fitur AI secara optimal yang berdampak pada produktivitas, skor NPU yang dibutuhkan setidaknya 45 Trillions of Operations Per Second atau lebih.

Laptop yang dilengkapi dengan NPU di atas 45 TOPS dianggap ideal untuk mengantisipasi program atau aplikasi berbasis AI di masa depan. Kinerja tinggi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan aplikasi AI yang kompleks dengan lancar, bahkan tanpa koneksi internet.

Hadirnya NPU juga mengurangi beban pemrosesan yang tadinya dilakukan oleh CPU dan GPU. Akibatnya, CPU dan GPU bisa fokus pada pemrosesan lainnya. Dampak lainnya, beban kerja laptop jadi ringan, efisien, dan lebih hemat daya.

Pantas saja memproses video di situs AI membuat laptop saya yang tanpa NPU AI seperti kehabisan tenaga, boros baterai, dan kipasnya mengaum. Saya tidak mengantisipasinya. Bahkan saya tidak terpikir sebelumnya.

Pertanyaannya, apa jadinya kalau saya masih ngotot kerja pakai laptop biasa? Yang ngedit pakai situs generator AI saja udah ngos-ngosan. Yang panasnya kayak magic com. Yang baterainya gampang habis kayak es krim keluar dari kulkas? Sementara orang lain sudah lari jauh dengan perangkat AI yang membantu mereka mengelola waktu, bikin konten, dan mencari ide baru dalam hitungan detik.

Berbagai pertanyaan lain turut bermunculan, seperti, apa harus beli laptop baru buat pakai AI? Bisakah laptop AI membantu memberikan ide dan menghasilkan gambar dengan cepat, yang belakangan ini seringkali menghabiskan waktu saya karena seolah kehabisan ide? Atau, apakah laptop AI bisa mengatur prioritas kerja saya yang akhir-akhir ini keteteran? Dan masih banyak lagi.

Sampai sekarang saya sering mengingat kecerobohan saya kala itu. Setiap kali ingat itu, nama ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406) ikut terbawa-bawa.

Terinspirasi Zenbook S14 OLED UX5406 Berujung Kegelisahan

Saat ini banyak aplikasi kreatif, termasuk yang saya pakai tiap hari, sudah tergantung sama kecerdasan buatan. Dari auto-color grading sampai pengurangan noise, dari text-to-image sampai pengenalan suara. AI juga sudah jadi tulang punggung berbagai platform besar: Microsoft Copilot, Adobe Sensei, Google Gemini, Canva Magic, sampai software musik kayak AIVA dan Soundraw.

Menurut analisis Forrester & CIO Insights, 75% pengambil keputusan TI percaya bahwa AI‑PC akan mempercepat alur kerja, dan 68% menyatakan pengalaman pengguna meningkat secara signifikan dengan penggunaan perangkat ini.

Yang lebih menarik, Deloitte melaporkan penurunan waktu pemrosesan tugas rutin sebesar 50% setelah menerapkan AI‑PC berbasis Intel Core Ultra. Artinya, waktu yang biasanya dihabiskan bisa dikurangi setengahnya, meningkatkan efisiensi tim secara signifikan

“Kalau semua itu bisa dilakukan oleh laptop, bukankah itu jenis perangkat yang seharusnya saya pertimbangkan sekarang?”, kata saya dalam hati.

Kerjaan yang kejar-kejaran serta laptop saya yang keteteran memproses video AI perlahan-lahan membuat saya paham: kalau mau upgrade performa kerja saya, bukan cuma RAM atau SSD yang perlu ditingkatkan. Tapi sistem kerja saya dan juga sistem kerja laptopnya.

Pergeseran tren penggunaan perangkat komputasi turut menyadarkan saya bahwa saat ini freelancer, kreator, dan pekerja multiperan tidak hanya butuh laptop yang cepat, tapi juga laptop yang cerdas, yang bisa kerja bareng saya. Laptop yang bisa bantu saya bukan cuma ngerjain tugas, tapi mengerti cara kerja saya dan menyesuaikan diri. Laptop yang bisa memahami alur kerja saya dan tidak membuat saya harus terus menyesuaikan diri. Yang bisa kerja cepat, mengelola file dengan cermat, serta jaga file sensitif tetap selamat..

Dan bukan cuma soal kerja, tapi soal ritme hidup. Karena saat saya kerja lebih efisien, saya juga bisa istirahat lebih cukup. Waktu saya tidak habis mengurus crash system, freeze app, render gagal, telpon sana sini untuk menego ulang jadwal job musik yang toh akhirnya harus saya jalani, atau bolak-balik mereschdule semua jadwal aktivitas. Saya bisa balik punya hidup yang seimbang. Karena teknologi bukan cuma soal hasil cepat, tapi soal hidup yang tetap terjaga.

Saya mulai membayangkan kemungkinan baru: bagaimana jika pekerjaan saya bisa terbantu oleh AI? Bagaimana jika proses kreatif saya bisa dipercepat, dimaksimalkan, dan dibantu oleh sistem pintar yang tahu kapan harus bekerja cepat dan kapan harus hemat daya? Bagaimana jika AI dalam laptop memberikan saran dan rekomendasi aktivitas prioritas kala terjadi tumpah tindih jadwal, terutama saat job bermusik atau video shooting datang tiba-tiba? Atau, bagaimana bila video dan gambar bisa selesai dengan cepat tanpa membuat laptop ngos-ngosan?

Seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan keingintahuan saya berganti menjadi keinginan memiliki laptop AI. Seperti dulu ketika saya naksir seseorang. Awalnya cuek, berlanjut ke penasaran dan pakai langkah kuda catur melakukan pendekatan. Lalu ingin memilikinya.

Nah, karena saya bekerja tidak hanya di satu tempat, maka saya butuh laptop yang mendukung produktivitas saya, yang bisa diajak "tempur" kemana-mana, sanggup bekerja multitasking, mampu menjalankan aplikasi-aplikasi berbasis kecerdasan buatan sekaligus mengantisipasi kebutuhan AI di masa depan, dan "mengerti" keinginan saya.

Tepatnya, laptop ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA).

Wajar kalau saya ingin memiliki ASUS Zenbook S14 OLED UX5406, yang dirilis pertama kali di Indonesia pada 31 Oktober 2024 ini. Selain alasan kedekatan emosional karena laptop pertama yang saya beli dulunya adalah laptop ASUS, ada juga alasan historis, inovasi teknologi, kualitas produk, dan tidak ketinggalan customer care-nya.

Serta tentu saja karena Zenbook S14 OLED UX5406, peraih Penghargaan Desain Red Dot 2025 untuk Pemenang Desain Produk 2025 kategori Laptop Konsumen, berhasil menginspirasi saya lewat sebaris kalimat.

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA), Laptop Cepat, Cerdas, Adaptif

ASUS, brand kenamaan asal Taiwan yang telah memenangkan lebih dari 72.192 penghargaan dari organisasi teknologi terpandang dan media IT dari seluruh dunia sejak tahun 2001 ini, telah merilis berbagai perangkat komputasi untuk beragam kebutuhan. Seperti PC laptop dan desktop editing, gaming, hingga perangkat harian.

Untuk kebutuhan menjalankan aplikasi-aplikasi AI, perusahaan manufaktur perangkat keras komputer dan elektronik yang masuk dalam jajaran Fortune World's Most Admired Company 2025 ini juga sudah merilis beberapa jenis laptop AI dari entry level hingga flagship untuk pelajar, mahasiswa, hingga profesional.

Beberapa diantaranya merupakan model laptop AI unggulan yang kemampuan NPU-nya masuk dalam kategori 45+ TOPS AI Advance Series, antara lain laptop dari lini ASUS Zenbook S14 OLED Series (Zenbook S 14/15/16 OLED), Zenbook A14, Vivobook Series (Vivobook 14 dan Vivobook 14 Flip), hingga ProArt Series (ProArt PZ13 dan ProArt PX13).

ASUS Zenbook S14 OLED UX5406SA

ASUS, yang beberapa produknya diganjar 14 penghargaan untuk kategori Perangkat Keras & Komponen Komputer serta Keberlanjutan & Energi/Daya pada ajang Inovasi CES Award 2025 ini, menurut saya tidak hanya inovatif dari sisi teknologi dan desain, tapi juga sangat antisipatif dengan merilis perangkat komputasi dengan NPU AI bahkan lebih dari 45+ TOPS.

Brand Notebook Nomor Satu di Indonesia (2013-2024) yang memberikan layanan Perfect Warranty dan Perfect Waranty VIP bagi pengguna yang mengalami kerusakan produk laptop dan monitor mereka (diluar garansi standar dan kelalaian) ini seolah tahu bahwa tren komputasi di masa depan tidak hanya tentang tenaga dan kecepatan, tapi juga bagaimana perangkat bisa beradaptasi dengan kebiasaan pengguna yang, menariknya, juga semakin mobile. Dan, akan sangat banyak aplikasi-aplikasi modern yang nantinya ditenagai oleh AI.

Itu artinya, aplikasi-aplikasi berbasis AI akan menguasai berbagai industri. Itu berarti pula perangkat komputasi yang memadai (harus) mulai bertenaga AI, agar lebih mudah, cepat, dan adaptif untuk meningkatkan produktifitas.

Ini juga yang membuat saya sadar bahwa di masa depan, laptop bukan lagi sekedar perangkat kerja. Tapi juga perangkat multiperan, yang segala sesuatunya bisa dilakukan dari satu perangkat. Berpikir, bekerja, maupun menikmati hiburan bersama keluarga. Sebuah laptop yang menjadi rumah digital untuk penggunanya dengan pendekatan all-in-one.

ASUS Zenbook S14 OLED UX5406, salah satu peraih penghargaan di CES 2025 itu, kini hadir dengan beberapa model laptop terbaru yang ditenagai NPU di atas standar Microsoft, alias di atas rata-rata. Salah satu seri terbarunya adalah Zenbook S14 OLED (UX5406SA) yang ditenagai processor Intel® Core™ Ultra 7 258V dengan NPU up to 47TOPS.

laptop asus ai 45 tops

Beberapa varian Zenbook S14 OLED UX5406 lainnya, juga telah dibekali processor Intel® Core™ Ultra (Series-2) Lunar Lake dengan NPU bervariasi, mulai 40 hingga TOPS AI.

Menurut saya, ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) adalah laptop yang paling sesuai dengan kebutuhan saya. Mulai dari desain yang ultraslim, performa, hingga konektivitasnya, banyak hal yang ditawarkan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) untuk mendukung aktivitas saya.

asus zenbook s 14 oled ux5406

Dan saya yakin, kombinasi portabilitas, inovasi, dan fungsionalitas berbasis kebutuhan riil kreator dari laptop ini juga menjadi jawaban buat para digital nomad & freelancer multiprofesi yang bekerja di ruang dinamis (kafe, co-working space) sambil beralih peran (editing, nge-blog, desain), kreator Konten Visual yang berkutat dengan akurasi warna OLED dan portabilitas (vlogger, fotografer pernikahan, atau content creator yang kerap shooting on-location) seperti saya, serta profesional yang menilai citra seperti konsultan, pebisnis startup, atau musisi yang ingin perangkat mencerminkan brand pribadi premium tanpa terkesan "overpowering".

Lalu apa saja sih dari laptop ini yang membuat saya memilihnya?

Nah, berikut adalah semua hal yang paling menonjol, paling menarik, dan paling membuat saya excited, setelah "kelayapan" mencari informasi tentang ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA). Yuk, simak terus!

Desain Premium, Ringan, Ramping, Ringkas untuk Gaya Hidup Modern dan Dinamis

laptop asus ai premium
ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA)

Sejak pertama kali melihat penampakannya di artikel tentang rilis perdana ASUS Zenbook S14 OLED UX5406 di Indonesia, laptop ini sudah memikat saya. Laptop ini tampil dengan material revolusioner Ceraluminum™ di sekujur bodinya, "ceramic aluminum" hasil riset empat tahun yang memadukan keramik aerospace dan aluminium. Dan, laptop ini adalah laptop pertama yang menggunakan material Ceraluminum™.

Zenbook S14 OLED (UX5406SA), model terbaru dari seri Zenbook S14 OLED UX5406, pun hadir dengan tampilan desain serupa. Laptop ini seolah memadukan "understated elegance" dengan ketangguhan riil yang anti sidik jari, tahan noda dan korosi, dan tahan gores ekstrim.

Lapisan Ceraluminum™ yang membungkus tubuhnya seolah menegaskan kelas premiumnya dengan sentuhan yang halus seperti keramik mewah, tapi ringan dan dingin seperti metal, serta memberikan pengalaman sensorial yang berbeda dari laptop berbahan plastik atau magnesium alloy biasa.

asus zenbook s14 oled ux5406
Body ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) dilapisi material Ceraluminum (material berbahan ceramic aluminium). Pola garisnya tidak hanya memberikan ilusi optik tapi juga kesan premium yang menyimpan ekosistem berbagai sistem.

Pola garis unik di lapisan luar tersebut menciptakan ilusi optik yang semakin mempertegas kesan ramping dan modern. Perawatannya pun simpel, cukup dilap kain microfiber setelah terkena minuman atau hujan saat shooting outdoor.

Selain itu, laptop dengan tebal hanya 1,1 cm (dimensi 31.03 x 21.47 x 1.19 ~ 1.29 cm) ini punya bobot hanya sekitar 1,2 kg. Ringan? Banget. Masuk tas saya tanpa beban.

asus zenbook s14 oled ux5406

Namun dibalik bodi tipis dan ringan, tersimpan ketangguhan kelas militer yang membuat rasa cemas saya pada laptop saya yang terbentur atau tertindih barang berat di mobil ketika dapat job ke luar kota, menjadi "minus". Ini karena ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) lolos uji ketahanan pada berbagai kondisi esktrim, dan telah tersertifikasi US-Military Grade MIL-STD 810H.

desain zenbook s14 oled ux5406
ASUS Zenbook S14 OLED UX5406SA merupakan laptop AI tipis dan ringan untuk mobilitas dan portabilitas

Hadir dengan dua pilihan warna alami, yaitu Zumaia Gray (abu-abu batu vulkanik, nuansa warna tebing flysch di Zumaia, Spanyol) dan Scandinavian White (putih salju Arktik, mencerminkan hangatnya sinar matahari Arktik di atas salju), laptop dengan logo ASUS monokrom di tutupnya ini juga memberi kesan minimalist mature sekaligus profesional dan artistik yang membangkitkan kenyamanan dan netralitas. Pastinya ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) tidak malu-maluin bila dibawa pentas di kafe, studio, atau mengisi musik di acara nikahan.

ASUS, yang termasuk dalam daftar 100 Inovator Global Terbaik 2025 versi Clarivate serta peraih sertifikat 'Role Model' Pengadaan Berkelanjutan ISO 20400 (SGS ISO 20400) pertama di dunia, tetap mempertahankan inovasi green technology untuk mengurangi emisi karbon dengan menggunakan sleeve dari poliester daur ulang bersertifikasi GRS (Global Recycle Standard) di Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini. Sertifikasi GRS ini untuk memastikan produk memiliki konten yang akurat, kondisi kerja yang baik, dan dampak lingkungan serta kimia yang berbahaya yang diminimalkan.

Ini artinya, ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) merupakan laptop yang ramah lingkungan, karena sebagian besar komponennya terbuat dari bahan daur ulang dan rendah senyawa kimia dalam proses pembuatannya. Hal ini tidak hanya berdampak positif bagi penggunanya, tapi juga untuk lingkungan yang berkelanjutan.

desain asus zenbook s14 oled

Hal lain yang menonjol dari desain ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA), adalah adanya grille geometris yang unik di atas keyboard, yang "menutupi" segudang fungsi dibawahnya.

Dengan tampilan dan desain seperti ini, ASUS Zenbook S14 OLED menurut saya merupakan investasi identitas profesional bagi yang menolak dikotomi "tangguh vs. elegan". Filosofi desain ASUS di sini jelas: menciptakan perangkat yang menjadi ekstensi natural gaya hidup dinamis dan modern tanpa mengorbankan performa.

Performa Cepat, Multitasking Tanpa Gangguan

Karena menjalani berbagai peran, ketergantungan saya pada laptop bukan sekadar urusan aplikasi, tapi nyawa produktivitas. ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA), menurut saya, dapat menjadi jawaban atas ketergantungan tersebut.

asus zenbook s14 oled ux5406sa
Menggunakan processor Intel® Core™ Ultra 7 (Series 2), GPU Intel® Arc™ Graphics, NPU Intel® AI Boost hingga 47 TOPS AI, serta berkolaborasi dengan sistem aliran udara melalui ventilasi di atas keyboard, membuat performa ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) cukup andal menjalankan aplikasi-aplikasi modern berbasis AI, membawa efisiensi pada suhu dan daya, serta tetap sejuk

Di jantung ASUS Zenbook S14 OLED UX5406SA, tertanam prosesor Intel® Core™ Ultra 7 258V yang menjadi titik tumpu performa. Prosesor ini adalah bagian dari lini Lunar Lake, generasi Intel® Core™ Ultra (Series 2) terbaru yang dirilis September 2024 dan mengusung arsitektur heterogen dengan tiga blok utama: compute, GPU, dan NPU.

Intel® Core™ Ultra 7 258V, yang merupakan prosesor mobile dengan 8 inti (4 Performance-core, 4 Efficient-core daya rendah) dan frekuensi dasar 2,2 GHz ini, mampu berlari hingga up to 4.8 GHz, sekaligus memberikan efisiensi daya lebih baik dibanding generasi sebelumnya karena memiliki Thermal Design Power (TDP) 17 W, mengonsumsi sangat sedikit energi, serta bisa mendongkrak performa multi-threading dan real-time processing.

Secara teknis, Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V juga meningkatkan kinerja mesin virtual serta virtualisasi IOMMU (Input-Output Memory Management Unit), sehingga memungkinkan program atau aplikasi yang menggunakan Advanced Vector Extensions (AVX) akan berjalan di laptop ini, meningkatkan kinerja untuk aplikasi yang membutuhkan komputasi berat. Contohnya aplikasi pemrosesan audio dan video, aplikasi grafis, aplikasi manufaktur dan rekayasa, serta perangkat lunak pembelajaran mesin (machine learning).

Dan, ASUS Zenbook S14 OLED UX5406 merupakan laptop pertama yang menggunakan Intel® Core™ Ultra (Series 2).

Keberadaan geometric grill di bagian atas keyboard bukan sekedar desain tapi punya peran krusial, karena dia merupakan bagian dari sistem pendingin yang terdiri dari ribuan lubang ventilasi untuk meningkatkan airflow hingga lebih efisien. Tidak hanya itu, geometric grill juga berfungsi mengurangi kebisingan hingga 25db. Dampaknya, prosesor bekerja lebih optimal tanpa berisik.

asus zenbook s14 oled ux5406
Lubang ventilasi dengan desain geometric grill, terhubung dengan sistem pendingin di ASUS Zenbook S14 OLED UX5406SA. Ini menyebabkan sirkulasi udara meningkat, panas dari processor bisa dikendalikan, dan secara keseluruhan performa perangkat tetap seimbang. Semua prosesnya tanpa berisik.

Bagi saya, yang sering membuka beberapa aplikasi berat sekaligus, kehadiran prosesor Intel® Core™ Ultra 7 (Series 2) di laptop ini tidak hanya cepat membuka file besar, tapi juga mampu menjalankan simulasi audio, efek visual, serta multitasking dengan resource usage yang seimbang dan minim throttling. Ini menyebabkan saya tidak terganggu penurunan performa akibat suhu tinggi atau beban berlebih.

Ada yang menarik dari "jeroan" ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA), yaitu pada papan induk yang terkesan lebih kecil ukurannya hingga 27%. Ini karena arsitektur system-on-chip (SoC) pada Zenbook S 14 OLED, yang berdampak pada meningkatnya efisiensi pendinginan dan memberikan performa yang lebih stabil.

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) juga menyematkan GPU terintegrasi Intel® Arc™ Graphics sebagai jantung grafis berbasis arsitektur Xe-HPG yang dirancang khusus untuk multitasking kreatif dan memberikan performa mendekati GPU diskrit kelas menengah.

"Laptop gaming punya GPU kencang. Tapi buat kerja kreatif, saya butuh lebih dari sekadar render cepat". GPU bukan sekadar komponen teknis, melainkan "mitra kerja" yang menentukan kelancaran hari-hari produktif saya. Itu prinsip saya.

Berbeda dengan GPU konvensional, arsitektur GPU terintegrasi Intel® Arc™ Graphics ini mengintegrasikan Xe-Core (unit pemrosesan paralel), Mesin Media Xe (penanganan codec video), dan perangkat keras Ray Tracing dalam satu paket efisien. Kombinasi ini bisa menjawab kebutuhan saya dalam menangani graphic load video 4K dan efek visual kompleks.

Saat saya mengedit video 4K pernikahan sambil membuka puluhan tab riset di browser, GPU ini mampu membagi beban kerja. Xe-Core menangani rendering timeline, sementara Mesin Media Xe mempercepat dekode footage tanpa lag. Hasilnya? Render proyek jauh lebih cepat ketimbang laptop saya yang hanya mengandalkan kerja CPU.

Fitur-fitur seperti AI-enhanced upscaling (XeSS), dan AV1 encoding menjadi nilai tambah penting. Ini memungkinkan pengguna seperti saya mengerjakan project editing tanpa harus memiliki GPU eksternal.

Tapi, yang tidak kalah wow dari ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) menurut saya adalah kolaborasi kerja GPU Intel® Arc™ Graphics dengan NPU di dalam CPU-nya. Ya, GPU Intel® Arc™ Graphics tidak bekerja sendiri. Selain dengan CPU, dia juga bekerja sama NPU Intel® AI Boost up to 47 TOPS yang terintegrasi di dalam prosesor Intel® Core™ Ultra 7 258V.

Dengan skor 47 TOPS AI, ASUS Zenbook S14 OLED UX5406SA termasuk dalam kategori laptop AI-Ready, bahkan AI-Advanced. Ini artinya, laptop ini sudah kompatibel dan optimal untuk berbagai teknologi AI generatif yang akan terus berkembang, seperti Copilot, ChatGPT desktop integration, Adobe Sensei, hingga AI dalam Microsoft 365.

Aplikasi-aplikasi terbaru yang menggunakan AI untuk perbaikan kualitas gambar, deteksi objek, hingga penulisan konten, juga bisa dijalankan secara native dengan optimal.

benchmark asus zenbook s14 oled
benchmark ai zenbook s14 oled ux5406

Lebih menarik lagi, NPU 45+ TOPS pada laptop ini ini ibarat otak kedua yang khusus menangani AI secara lokal, yang bisa menjalankan kecerdasan buatan (AI) secara langsung di perangkat PC tanpa bergantung pada internet atau komputasi awan (cloud).

Microsoft, secara eksplisit menyebutkan GPU terintegrasi sebagai "critical pillar of local AI computing" (pilar penting komputasi AI lokal), dan menargetkan laptop dengan dukungan NPU ≥40 TOPS dan GPU terintegrasi untuk komputasi AI lokal.

Contohnya, saat editing video pernikahan, saya kerap menggunakan AI Video Enhancer untuk memperjelas footage low-light. Fitur ini bikin laptop biasa hang karena memaksa CPU dan GPU bekerja bersamaan. Dengan NPU 47 TOPS di Zenbook S14, saya bisa menjalankannya sambil meng-export proyek lebih cepat.

Intinya, komputasi AI lokal mengubah perangkat seperti ASUS Zenbook S14 OLED menjadi "asisten pintar" mandiri yang bekerja secepat pikiran kita, tanpa bocorkan data atau jebolkan baterai.

Sebagai kreator multidisiplin, saya membayangkan RAM dan storage Zenbook S14 OLED bukan sekadar komponen teknis, melainkan mitra kerja yang memahami ritme kreativitas saya yang tak pernah linear.

Laptop ini menyediakan memori LPDDR5X berkapasitas 32 GB yang terpatri langsung di motherboard, seperti jalan tol berkecepatan 8533 MHz yang memungkinkan saya melompat dari 40 tab riset tren pernikahan di Chrome langsung ke timeline Canva atau Adobe Premier tanpa jeda buffer.

Di saat bersamaan, SSD PCIe 4.0 NVMe 1TB berperan sebagai "perpustakaan kilat" tempat footage mentah shooting pernikahan 100GB berpindah dalam 90 detik, sebuah angka kecepatan yang dulu hanya mimpi di laptop lama dengan SATA SSD.

Yang membuat saya semakin paham mengapa memory tersebut ditanam permanen tanpa ada kemungkinan upgrade, adalah filosofi ASUS untuk menghemat daya dan mempertahankan ketipisan 1.1 cm, sementara slot M.2 SSD-nya justru mudah diakses. Memory 32 GB sudah sangat cukup untuk kebutuhan saya saat ini dan beberapa tahun mendatang.

Jika suatu hari nanti ketika arsip video klien menumpuk, saya bisa memasang SSD 4TB tambahan tanpa drama bongkar casing.

Sinergi keduanya terasa magis saat NPU 47 TOPS mengolah efek AI di memori sementara SSD menyuplainya data 8K dalam milidetik. Saya bisa membayangkan rendering video 30 menit tuntas dalam beberapa menit, atau membuka katalog 500 foto blog pernikahan dalam 3 detik.

Kehadiran penyimpanan dan memory berkapasitas sebesar ini seperti ruang tanpa batas yang menjanjikan kebebasan bagi ide-ide liar untuk menjelma menjadi karya. Tak ada lagi "lag" saat menumpuk lapisan efek warna di aplikasi editing. Storage dan RAM-nya adalah ekosistem dinamis yang menghormati desakan deadline dan kelegaan inspirasi.

Buat saya yang sering multitasking dan bekerja dengan aplikasi kreatif modern, ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) akan mengubah kompleksitas menjadi kelancaran, yang bisa mengubah cara kerja saya secara keseluruhan. Saya membayangkan project besar bisa selesai lebih cepat, lebih tenang, dan lebih hemat waktu tanpa harus kompromi kualitas atau mobilitas.

Audio dan Visual Rasa Home Theater untuk Pekerja Kreatif

audio zenbook s14 oled

Sebagai musisi dan editor video, kualitas audio dan visual jelas sangat penting. Saya sering meeting online via Zoom dengan pencahayaan seadanya dan kualitas video yang kurang layak. Ini membuat kenyamanan sedikit terganggu.

Saya juga pernah beberapa kali jengkel saat laptop gagal menangkap detail audio gesek cincin pengantin atau desir gaun pengantin dalam detil video shooting yang membuat klien terkesan.

Dengan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA), saya yakin bisa naik level. Kamera FHD-nya ASUS AISense Camera yang terletak bezel paling atas layar laptop ini bersensor 1080P @30 FPS serta dilengkapi IR sensor (sensor infra merah) untuk Windows Hello dan fitur 3D Noise-reduction Technology.

Ini bukan cuma buat login cepat, tapi juga bikin penampilan saya di layar lebih tajam, lebih terang, dan tetap natural, bahkan dalam kondisi low light. Buat saya yang sering kerja malam atau di ruang kurang pencahayaan, ini nilai tambah yang besar.

audio zenbook s14 oled ux5406sa
Kamera yang dilengkapi IR-sensor dan mikrofon yang didukung teknologi 3D Noise-reduction, terletak pada bezel atas layar

Oya, karena merupakan laptop yang NPU-nya diatas 40+ TOPS AI, saya sudah bisa memanfaatkan fitur-fitur Windows Studio Effects secara optimal saat Zoom. Didalamnya terdapat sejumlah efek yang bisa disetting agar mengikuti meeting online secara optimal. Mulai dari efek latar belakang, kontak mata, cahaya potret, hingga fokus suara.

Yang membuat pengalaman bakalan terasa solid adalah dukungan audio premium dari harman/kardon yang diperkuat dengan Dolby Atmos dan Smart Amp Technology, dengan mikrofon yang terletak di sebelah kiri dan kanan kamera pada bezel bagian atas layar.

Sistem audio ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini dibekali dua driver tweeter menghadap atas untuk vokal jernih, sementara dua woofer menghadap bawah menghasilkan bass 2.5× lebih dalam, suara bersih dan imersif berkat sistem bass reflex yang memanfaatkan ruang antara bodi dan meja. Seolah-olah sedang mendengarkan mini subwoofer tersembunyi.

Didukung teknologi DTS:X, saya bisa membayangkan efek surround Dolby Atmos membuat bisikan romantis pengantin pria terdengar seolah berasal dari belakang penonton, sementara musik orkestra mengalir dari atas.

Ketika saya join video call atau rekam diri, suara saya terdengar jernih dan seimbang tanpa harus pakai mic tambahan. Apalagi laptop ini punya built-in array microphone, jadi arah suara bisa ditangkap lebih akurat.

Semua dikontrol oleh teknologi AI Noise Cancellation yang memanfaatkan kemampuan olah data dari NPU 47 TOPS AI, sehingga suara bising di latar langsung dibisukan secara otomatis, real-time, dan tanpa delay. Teknologi ini tak hanya membunuh noise pasif seperti dengung AC, tapi juga mengenali dan mengisolasi suara aktif. Misalnya obrolan orang di belakang saya saat merekam, atau saat sedang zoom meeting dengan klien.

Mau di kafe yang penuh suara orang ngobrol, atau di ruang coworking yang kadang ramai, AI di laptop ini bekerja cerdas menyaring mana suara utama dan mana yang harus dihilangkan. Sementara sistem audionya tetap menyajikan suara lawan bicara saya dengan jernih dan realistis.

Yang bikin lega, prosesnya terjadi di level hardware via Neural Processing Unit, sehingga tidak memakan resource CPU di saat bersamaan saya sedang merender video.

Tidak hanya memperdengarkan audio yang imersif, ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) juga (akan) memberikan saya pengalaman visual terbaik. Bisa saya katakan, kombinasi audio dan visual laptop ini adalah paket lengkap: perangkat kerja kreatif rasa home theater.

layar zenbook s14 oled ux5406
Layar ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) yang jernih dan kaya warna tidak hanya menghadirkan visualisasi terbaik tapi juga kenyamanan untuk penglihatan, karena menghindarkan mata dari radiasi sinar biru yang berbahaya.

Ini karena ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) menyuguhi saya layar glossy touch-screen 14 inchi 3K OLED beresolusi 2880 x 1800 dengan kecerahan 400 nits (bahkan 500 nits pada mode HDR) dan color gamut mencapai 100% pada color space DCI-P3 (1.07 juta warna yang tersertifikasi PANTONE Validated). Artinya layar ini menghasilkan visual yang lebih kaya dan nyata. Kita juga dapat memilih ruang warna DCI-P3 atau sRGB, mengubah saturasi, suhu warna, dan lainnya.

Layar berteknologi ASUS Lumina OLED premium ini memiliki 16:10 aspect ratio dengan refresh rate 120 Hz dan Screen-to-body ratio hingga 90% yang membuat bezelnya lebih tipis dan layarnya serasa luas.

120 Hz? Ya, ini laptop yang juga bisa diajak gaming. Dengan pengaturan resolusi tertentu, sejumlah game yang mengandalkan grafis tinggi cukup lancar dimainkan. Tapi, tentu saja tidak semua game, apalagi game AAA high-end. Lagipula laptop ini adalah laptop ultra-portabel untuk produktivitas.

Selain akan memanjakan mata saya dari aspek visualisasi yang lebih luas, lebih nyata, dan kaya warna, layar ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) juga memberikan dampak positif bagi penglihatan penggunanya.

Tau gak sih, radiasi spektrum cahaya biru dari benda-benda seperti smartphone dan laptop itu berbahaya? Tidak hanya menyebabkan mata kering, mata lelah (asthenopia), dan sindrom penglihatan komputer (Computer Vision Syndrome/CVS), radiasi berkepanjangan juga meningkatkan resiko obesitas, gangguan bipolar, dan depresi karena jam tidur seseorang berubah sehingga jumlah hormon melatonin (hormon yang mengatur jam tidur tubuh) menurun. Padahal hormon ini diproduksi pada saat malam hari, beberapa jam sebelum tidur, dan puncaknya pada tengah malam lho.

Nah, layar ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini telah tersertifikasi TÜV Rheinland-certified dan SGS Eye Care Display yang menghindarkan mata dari dampak radiasi sinar biru (harmful blue light) hingga 70% serta kerusakan jangka panjang yang diakibatkannya. Penggunanya akan nyaman berinteraksi lewat layar HDR yang juga tersertifikasi oleh VESA ini.

Selain itu, pada setelan cahaya yang rendah, layar laptop ASUS OLED yang satu ini tetap konsisten menghadirkan kualitas warnanya seperti pada tingkat kecerahan 100%.

Dengan pengaturan mode layar ASUS Lumina OLED berkolaborasi dengan AI di sistem, mata tua saya yang sudah lama tidak terawat, sering silau melihat cahaya, dan perih bila berlama-lama menatap layar laptop, akan lebih nyaman mengedit video, membuat artikel, maupun ketika menikmati wajah Song Hye Kyo si ratu drakor saat menikmati hiburan kala bersantai.

Meskipun demikian, kita harus tetap mengantisipasinya. Bila sedang fokus di depan laptop, sebaiknya sisihkan waktu untuk mencuci muka dan tetap rutin berolahraga. Tidak hanya mengurangi risiko mata perih, tips ini memberi "jeda" pada otak yang terus dipaksa mikir serta menekan penumpukan kalori. Demikian nasihat beberapa teman yang bergelut di dunia kesehatan, dan jugadari Copilot.

display zenbook s14 oled ux5406sa

Lha, ASUS saja senantiasa berinovasi membuat perangkat yang lebih langsing dengan kemampuan tangguh, kok kita tega-teganya berinovasi membuat tubuh sehat menjadi penuh lemak.

Buat saya pribadi, gabungan dari kamera cerdas, layar monitor jernih dan kaya warna, sistem suara premium, dan AI yang bekerja di balik layar ini bukan cuma mempermudah rutinitas digital, tapi juga membentuk kesan profesional tanpa harus bawa perlengkapan tambahan serta hidup seperti di alam sebenarnya.

Saya sudah bisa membayangkan gimana hidup dan luasnya warna yang ditampilkan ketika menonton sekuel baru Jurassic World di laptop ini. Saking nyatanya visual layar OLED ASUS Lumina dan dalamnya suara yang dihasilkan, saya seperti histeris ketakutan dikejar-kejar Quetzalcoatlus, jenis pterosaurus terbesar yang bisa mematuk dan membelah tubuh mangsanya.

Efisiensi Daya dan Sistem Pendingin Bekerja Senyap, Siap Temani Seharian

baterai laptop asus zenbook s14 oled ux5406

Kehabisan baterai saat bekerja di laptop adalah mimpi buruk. Akibat membuka banyak aplikasi, dan kadang tidak mempedulikan aplikasi yang berjalan background, baterai laptop saya sering cepat tergerus. Saya pernah mengalami kehabisan baterai saat memindahkan file dari kamera ke laptop. Akibatnya sejumlah momen penting turut hilang.

Yang paling memalukan adalah saat seorang tamu undangan bernyanyi diiringi musik dari laptop karena lagunya jarang saya dengar, tiba-tiba lagunya berhenti. Setelah dicek tidak ada masalah pada power, mixer, kabel, maupun speaker. Ternyata, laptop saya habis baterainya.

Salah satu hal yang bikin saya tertarik dengan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) adalah kemampuannya bertahan hidup jauh lebih lama dibanding laptop lain sekelasnya. Dengan baterai 4-cell Li-ion berkapasitas 75Wh, daya tahannya bisa seharian.

Katerina S, seorang travel blogger populer, pernah mencoba ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini untuk berbagai aktivitas. Hasilnya? Laptop menyala lebih dari 18 jam tanpa charging!

Wow, ngapain aja tuh?

asus zenbook s14 oled ux5406

Daya baterai yang sangat lama juga didukung teknologi fast charging, yang bisa mengisi baterai hingga 60% dalam 49 menit.

Buat saya yang kadang kerja dari pagi sampai malam, bahkan sering lupa colokan ada di mana, ini bukan sekadar keunggulan teknis, tapi bentuk kebebasan.

Oya, pengisian daya laptop ini sudah modern, yaitu menggunakan USB-C Easy Charge dengan power delivery 65W melalui port Thunderbolt™ 4, jadi saya bisa pakai power bank standar atau charger HP premium.

Tapi, kenapa laptop ini bisa tahan seharian? Saya bertanya-tanya dalam hati. Setelah saya telusuri, baru saya temukan alasannya.

ini karena ASUS menciptakan ekosistem yang kolaboratif untuk menjaga suhu dan efisiensi energi di laptop ini.

Pertama, ada sistem pendingin inovatif bernama Ambient Cooling. Kisi-kisi geometris (Geometric grille design) terbaru termasuk 2.715 lubang ventilasi pendingin pada bagian atas keyboard yang dibentuk dengan mesin CNC milling (Computer Numerical Control milling) secara presisif untuk membentuk objek yang diinginkan, lebih dari sekedar desain. Dia hadir demi meningkatkan efisiensi pendinginan.

(Geometric grille design) adalah bagian dari sistem untuk meningkatkan aliran udara, yang bekerja bersama komponen lain di bawahnya, seperti dua lapis Bi-layer graphite sheet, dual-fan module, serta Ultra-slim vapor chamber yang bekerja senyap, pintar, dan efisien tanpa mengorbankan kenyamanan karena semua prosesnya di bawah 25dB.

geometric gill
Geometric grill pada bagian atas keyboard dan saluran udara pada bagian bawah berkontribusi meningkatkan sirkulasi udara dan menjaga suhu di Zenbook S14 OLED UX5406SA

Ambient Cooling berkonstribusi terhadap efisiensi daya dan performa sistem. Karena suhu bisa dijaga tetap stabil tanpa harus memaksa kipas terus menyala dalam mode maksimal, konsumsi daya jadi lebih hemat. Sistem thermalnya bekerja bareng dengan fitur AI Performance Mode dan Fan Profile, menyebabkan seluruh ekosistem pendinginan terasa menyatu dan otomatis.

ASUS merancangnya layaknya sebuah instrumen musik: dual IceBlade fans berbilah aerodinamis dan vapor chamber ultra-tipis (setebal 3D-curved) bekerja bak orkestra. Kipas ini berputar dengan fluid dynamic bearing yang mengurangi gesekan, sementara vapor chamber mendistribusikan panas dari prosesor Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V ke seluruh bodi.

sistem pendingin zenbook s14 oled
Sistem sirkulasi dan pendinginan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA), berkolaborasi dengan kerja NPU, baterai, dan aplikasi pendukung, menyebabkan laptop ini bisa menyala lebih lama.

Teknologi ini terasa berbeda dibanding kipas pendingin biasa, yang biasanya akan langsung meraung kencang. Di ASUS Zenbook S14 OLED UX5406SA prosesnya tetap adem, dan nyaris tanpa suara. Sistemnya bisa menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan sekitar secara otomatis. Jadi saat saya kerja di ruangan AC maupun di tempat terbuka, performa pendinginan tetap optimal.

Sistem ini juga didukung kerja NPU yang menjalankan semua fitur AI tanpa memberatkan CPU atau GPU yang menyebabkan daya jadi lebih efisien dan sistem tidak mudah panas.

Juga, Copilot+ PC Microsoft dengan fitur AI lokal (seperti Recall dan Live Captions) dijalankan sepenuhnya di NPU tanpa internet, yang menghemat baterai dan menjaga privasi. Microsoft bahkan menyatakan desain ini memungkinkan baterai tahan hingga 23 jam untuk pemutaran video lokal.

baterai asus zenbook s14 oled ux5406
Benchmark battery-life ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) menunjukkan laptop ini hemat daya, efisien, dan masa pakai baterainya lebih lama.

Berikutnya, peran OLED Power Saving Mode dan Adaptive Brightness yang turut menjaga efisiensi. Layar OLED-nya secara cerdas mengatur pencahayaan berdasarkan konten dan kondisi ruangan. Saat saya kerja malam-malam dalam suasana redup, layarnya meredup otomatis tanpa mengorbankan kontras atau kualitas visual. Efeknya? Baterai tetap hemat, mata tetap nyaman, dan saya bisa terus kerja tanpa harus buru-buru cari charger.

ASUS juga menyiapkan sejumlah fitur dan aplikasi pendukung agar daya baterai maupun masa pakai baterai bisa lebih lama dan lebih awet. Misalnya fitur Windows Battery Saver, Windows 11 secara otomatis mengaktifkan "Battery Saver" saat baterai ≤20% (atau sesuai setelan pengguna), membatasi sinkronisasi latar belakang, menonaktifkan efek visual dan notifikasi push, serta mengurangi kecerahan layar.

Ada juga fitur Battery Health Charging untuk mengatur batas pengisian daya (misalnya, berhenti mengisi di 80% atau 60%), serta AI Battery Management untuk diagnosa dan optimasi kesehatan baterai (seperti pengaturan mode pengisian).

Dengan kombinasi ini, masa pakai baterainya menjadi 1,2 kali lebih lama. Awet? Pastinya!

baterai asus zenbook s14 oled ux5406

Bagi saya pribadi, dan siapa pun yang kerjanya berpindah-pindah lokasi, laptop ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) yang bisa menyala lebih lama dan masa pakai baterai yang lebih awet menawarkan kemandirian daya yang bakalan terasa manfaatnya di lapangan, kenyamanan, ketenangan pikiran, dan ritme kerja yang tidak terputus oleh keterbatasan teknis.

Kontrol Penuh Sistem Dengan Aplikasi Built-in dan Fitur Eksklusif

Bagi saya, aplikasi dan fitur di laptop bukan lagi sekadar pelengkap, karena sering kali menyelamatkan waktu saya.

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) mencuri perhatian saya karena tidak hanya membawa spesifikasi dan performa tinggi, tapi juga menyuguhkan beberapa aplikasi built-in eksklusif yang relevan dengan kebutuhan penggunanya.

Salah satu yang paling menarik menurut saya adalah AI Story Cube. Aplikasi bawaan ASUS ini dirancang khusus untuk pengguna yang sering bekerja dengan file visual, seperti video, foto, dan konten multimedia lainnya. Cara kerjanya cukup revolusioner.

fitur asus zenbook s14 oled
AI StoryCub, akan mencari dan mengelompokkan file-file dengan mudah dan cepat berdasarkan kategori tertentu

Sistem akan secara otomatis memindai isi konten, mengelompokkan file berdasarkan tema, ekspresi, lokasi, hingga struktur cerita, lalu menyusunnya menjadi storyboard logis. Jadi, saya tidak perlu lagi repot mencari satu per satu file yang tercecer, karena AI-nya sudah melakukannya untuk saya.

Yang juga tak kalah menarik adalah GlideX. Aplikasi built-in di laptop ini merupakan platform eksklusif multi-perangkat yang memungkinkan saya untuk menghubungkan laptop dengan perangkat lain seperti tablet dan smartphone, baik Android maupun iOS. Fungsinya beragam, dengan fitur Screen Mirror untuk bisa menampilkan layar laptop ke tablet untuk dilihat dari sudut lain dan sangat berguna saat presentasi atau preview video. Sedangkan fitur Screen Extend, tablet saya bisa jadi layar kedua untuk multitasking.

Nah, aplikasi bawaan ASUS berikutnya yang kaya fitur tentu saja MyAsus untuk membantu saya mengendalikan secara penuh perangkat saya. Sebagai pengguna laptop, saya tidak cuma butuh perangkat yang kuat, tapi juga sistem yang gampang dikontrol, dirawat, serta sekaligus dioptimalkan.

aplikasi myasus
MyAsus, aplikasi bawaan ASUS sangat membantu pengguna mengontrol sistem di perangkatnya

Semua fitur penting tentang performa, daya, koneksi, dan kenyamanan sistem, dikemas dalam satu aplikasi yang simpel, ringan, dan sangat fungsional. Buat saya pribadi, ini semacam “remote control” yang bikin laptop ini terasa jauh lebih personal dan adaptif.

Selain System Diagnosis dan Battery Health Charging yang bisa bantu saya ngecek kondisi sistem secara otomatis dan mengendalikan kesehatan baterai, fitur-fitur di aplikasi MyASUS yang bisa dimanfaatkan untuk mengontrol utilitas ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) misalnya:

  • Fan Profile: Fitur ini memungkinkan saya memilih mode kipas sesuai kebutuhan. Kalau saya lagi ngetik skrip malam-malam, saya aktifkan mode "Whisper" biar sunyi. Tapi kalau saya lagi rendering atau editing audio, saya pindah ke mode “Performance” supaya suhu tetap dingin.
  • Splendid: memungkinkan pengaturan profil warna layar, cocok banget buat editor visual. Saya bisa pilih warna paling akurat saat editing, lalu ganti ke mode Eye Care saat nonton atau baca dokumen panjang.
  • Tru2Life: otomatis meningkatkan detail dan kontras video. Saya sempat skeptis, tapi begitu saya coba nonton hasil editing video saya sendiri, hasilnya lebih tajam dan warnanya lebih hidup. Buat konten kreator, ini sangat membantu mengontrol kualitas visual langsung dari layar laptop tanpa perlu monitor eksternal.
  • Function Key Lock: meski terlihat sepele, tapi sangat berguna. Tinggal satu klik untuk ubah fungsi tombol F1–F12 jadi shortcut media atau fungsi klasik, sesuai kebutuhan kerja saya saat itu.
  • WiFi SmartConnect: akan otomatis memilih jaringan Wi-Fi paling stabil dan tercepat, jadi saya tidak perlu terus-terusan disconnect–reconnect.
  • TaskFirst: memungkinkan saya kasih prioritas bandwidth buat aplikasi tertentu, misalnya saat saya upload video sambil meeting, saya bisa kasih prioritas ke Zoom biar tidak putus-putus, dan YouTube saya putar belakangan.
  • ASUS OLED Care: menjaga layar OLED tetap sehat dan bebas burn-in, bahkan setelah digunakan berjam-jam setiap hari. Saya tidak perlu memikirkan tentang masalah teknis layar karena sistem sudah menjaga semuanya otomatis di belakang layar.
  • Live Update: memastikan semua driver dan firmware terbaru selalu terpasang tanpa saya harus cari manual.

Dan masih banyak lagi fitur lainnya yang bisa diakses di MyASUS.

Buat saya, keseluruhan aplikasi dan fitur adalah bagian dari alasan kenapa ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) adalah salah laptop ASUS AI terbaik dengan pendekatan all-in one. Semua pengaturan daya, performa, hingga visual bisa dikustomisasi sesuai cara kerja saya.

Performa Copilot Lebih Maksimal dengan 45+ TOPS AI-Advance

Kalau bicara soal asisten sekaligus mitra kerja eksklusif, Co-Pilot tidak bisa luput dari pembahasan. Saya sudah pernah merasakan enaknya pakai Copilot, terutama saat harus multitasking menulis artikel, menyusun ulang laporan, atau minta bantuan membuat infografis.

Tapi, jujur saja, di laptop saya, prosesnya tidak selalu mulus. Kadang butuh waktu beberapa detik sampai hasil muncul. Kalau saya buka aplikasi lain, respons Copilot jadi makin lambat.

Karena ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sudah dibekali NPU 47 TOPS AI, yang berarti semua proses Copilot bisa dijalankan langsung di dalam laptop, bukan di cloud. Efeknya? Harusnya bisa kasih respons lebih cepat, stabil, dan tidak menguras koneksi internet atau baterai. Saya bayangkan saat saya sedang kerja sambil mobile yang sinyalnya tidak selalu bagus, Copilot tetap bisa bantu saya tanpa hambatan.

Performa juga jadi faktor penting. Di laptop saya, kalau buka Copilot sambil rendering video atau desain, sering terasa berat. Tapi di laptop AI 45+ TOPS kayak ASUS Zenbook S14 OLED UX5406SA, pasti semuanya bisa jalan bareng tanpa bentrok. Pengalaman saya sebelumnya bikin saya makin yakin: Copilot memang powerful, tapi performanya bisa jauh lebih maksimal kalau dipasangkan dengan perangkat yang tepat. Contohnya ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini.

asus zenbook s14 oled copilot
Tombol Copilot di keyboard ASUS dan icon di taskbar mempermudah pengguna mengakses

Copilot kini memiliki tombol tersendiri di keyboard dan icon bawaan di taskbar. Ini mempermudah saya untuk langsung bisa mengaksesnya tanpa harus buka browser atau mencari-cari icon Copilot di desktop-screen yang sering kali terlewatkan.

Di sini saya mulai paham mengapa ada tombol Copilot di sebelah kanan menggantikan tombol Ctrl yang biasanya saya temukan di keyboard laptop. Tidak hanya sekedar memaksimalkan ruang, tapi juga menunjukkan laptop ini sudah menjalankan komputasi AI lokal, yang menurut saya Copilot menyimpan banyak "pengetahuan" yang bisa diakses ketika diajak berinteraksi tanpa sambungan internet.

Saya juga merasa optimis Copilot bisa lebih dari sekedar membantu melakukan simulasi SWOT yang berhubungan dengan prioritas kerja ketika terjadi benturan jadwal job. Misalnya mengubah wajah dan mata saya yang asli Indonesia menjadi mirip Jo In-Sung, si ganteng dari Korea Selatan.

Oya, karena ada Copilot yang notabene merupakan bawaan Microsoft, sudah pasti laptop ini menggunakan sistem operasi Windows 11 Home. Kita bakalan bisa menikmati berbagai aplikasi berbasis Windows 11 untuk aktivitas harian. Mulai untuk mengetik, menghitung, hingga membuat presentasi dalam paket Office yang sudah diperbarui.

Tak ketinggalan aplikasi multi media untuk mendengar musik dan film, maupun aplikasi kreatif seperti ClipChamp dan Designer.

Kerja Lebih Produktif, Lebih Nyaman, Tetap Aman

Bicara tentang kenyamanan, rasanya saya tidak bisa melewatkan keyboard dan touchpad di laptop ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini begitu saja.

keyboard zenbook s14 oled ux5406
ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) membekali keyboardnya dengan backlit chicklet untuk mempermudah dan menjaga produktivitas pengguna saat beraktivitas di tempat yang minim cahaya.

Saya membayangkan keyboard ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) bukan sekadar alat ketik, melainkan "papan kunci" yang menghubungkan ide-ide liar saya dengan realitas digital. Backlit Chiclet Keyboard dengan tombol diberi cekungan sedalam 0.1 mm sehingga jari tidak mudah bergeser dari tombol yang ditekan saat sedang mengetik, serta travel-distance berjarak 1.1 mm yang terasa cukup pendek saat ditekan, terlintas di pikiran seperti tuts piano yang responsif.

Jari-jari seakan menari di atas tuts yang punya tekstur cekung lembut untuk memberi kepuasan saat mengetik 5.000 kata/hari, tapi cukup ringan tanpa kelelahan. Backlit putihnya yang cerdas konon punya sensor cahaya otomatis, yang beradaptasi dengan kondisi remang lalu menyala. Dengan menekan tombol F4 kecerahannya juga bisa diubah menjafi 3 tingkatan kecerahan.

Lapisan Hydrophobic Coating dan Anti-fingerprint Coating-nya juga seolah menjawab kegelisahan saya saat ngemil keripik sambil kerja. Tak lagi ada jejak minyak mengganggu di permukaan keycap. Pergerakan jari tetap mulus dan durabilitas lebih baik.

touchpad zenbook s14 oled ux5406
Touchpad ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) telah diperluas dan intuitif dengan berbagai fungsi saat swiping, membuatnya mudah dan nyaman digunakan saat kerja maupun sedang menikmati hiburan

Touchpad yang telah diperluas hingga selebar 15cm yang proporsional dengan rasio layar 16:10 itu saya bayangkan sebagai perluasan alam bawah sadar. Saat mengedit video pernikahan, gerakan mencubit dua jari untuk zoom in/out footage terasa selaras dengan pergerakan di layar OLED 3K. Persis seperti memainkan pinch harmonics di gitar.

Fitur ASUS DialPad Virtual (diaktifkan dengan dua ketuk) seolah membuat saya berimajinasi memutar jari di atas touchpad untuk mengatur brush size di Photoshop atau scroll timeline video 3x lebih cepat, tanpa perlu mouse eksternal di meja sempit.

Jika keyboard dan touchpad biasa adalah "jalan tol", maka Zenbook S14 OLED menghadirkan "jalan arteri" yang memahami ritme kreativitas. Sebagai kreator multidisiplin, saya memimpikan perangkat yang tak hanya merespons perintah, tapi mengantisipasi kebutuhan: dari ketukan blog hingga usapan timeline. Keyboard dan touchpad-nya bukan komponen, melainkan jembatan antara intuisi manusia dan presisi mesin. Seperti kata desainer Jony Ive: "True simplicity is derived from so much more than just the absence of clutter". Dan ASUS Zenbook S14 OLED menjadikan filosofi itu nyata di ujung jari.

Hal lain yang bikin saya excited dengan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) adalah Palm rest dan area sekitar keyboard tetap sejuk, bahkan saat CPU dan NPU bekerja keras menjalankan tugas AI, karena sistem pendingin Ambient Cooling menjaga suhu komponen internal.

Bagi saya, ini lebih dari sekadar fitur teknis, tapi pengalaman penggunaan yang benar-benar dipikirkan. Saya bisa kerja lama dengan nyaman tanpa terganggu hawa panas dari permukaan laptop, dan itu berpengaruh langsung ke konsentrasi saya.

Buat siapa pun yang mengandalkan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sebagai laptop ASUS AI terbaik, teknologi pendinginan ini jadi bagian penting dari alasan kenapa laptop ini tahan lama, nyaman dipakai, dan tetap powerful meski digunakan dalam waktu panjang. Sistem ini menjaga saya tetap produktif tanpa kompromi dalam suasana kerja apa pun, di mana pun saya berada.

Tidak hanya dari aspek kenyamanan, ASUS juga memberikan keamanan lewat aplikasi dan fitur lintas platform yang berlapis. Saya membayangkan laptop ini bukan sekadar perangkat, melainkan benteng berjalan yang melindungi data klien, footage eksklusif, dan identitas digital saya.

fitur keamanan asus zenbook s14 oled ux5406

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) hadir dengan Microsoft Pluto, chip keamanan yang terintegrasi langsung di prosesor laptop ini. Chip ini menyimpan enkripsi biometrik Windows Hello dalam "brankas titanium" virtual, membuat sidik wajah atau PIN saya tak bisa disadap bahkan jika laptop diretas secara fisik. Bayangan ini memberi ketenangan saat saya mengedit video pernikahan klien VIP atau menyimpan draft kontrak freelancer.

Saya membayangkan betapa seamless-nya membuka laptop ini setiap pagi. Kamera IR Windows Hello tak hanya mengenali wajah saya dalam 0,3 detik, tapi juga membedakan wajah asli dari foto atau topeng berkat algoritma anti-spoofing 3D.

ASUS AiSense Camera juga fitur yang tak kalah futuristik . Ketika saya menunduk membaca catatan blog di kedai kopi, kamera ini otomatis mengaburkan layar jika ada orang mengintip dari belakang. Dan saat saya harus meninggalkan laptop untuk mengambil minuman, ASUS Adaptive Lock langsung mengunci sistem. Seolah laptop itu "tahu" saya sudah menjauh. Bagi saya yang kerap meninggalkan perangkat di venue pernikahan ramai, fitur ini seperti penjaga pribadi yang selalu waspada.

Keberadaan Trusted Platform Module (TPM 2.0) dan BitLocker Encryption, fitur keamanan berikutnya di laptop ini, bekerja bak duo penjaga malam. Saat saya menyimpan rekaman mentah "first kiss" pengantin, TPM mengunci data dengan kunci enkripsi 256-bit yang hanya bisa diakses via sidik wajah saya. Bahkan jika SSD-nya dicabut dan dipasang di laptop lain, file tetap tak terbaca.

Fitur ASUS Private View di MyASUS turut menambah lapisan paranoia sehat. Dengan satu klik, layar OLED 3K bisa sengaja dikaburkan kecuali dilihat dari sudut 90 derajat – solusi sempurna saat mengedit video sensitif di pesawat atau co-working space

Ekosistem keamanan seolah-olah tercipta kompak di ASUS Zenbook S14 OLED ini. NPU 47 TOPS di laptop ini saya bayangkan bukan cuma untuk AI kreatif, tapi juga sebagai "pemantau ancaman real-time".

Ketika terhubung ke WiFi publik di bandara, Microsoft Secured-Core PC dan Intel Threat Detection Technology (TDT) memindai serutan phishing tanpa memperlambat render video 4K 410. Sementara fitur ASUS USB Blockade mencegah serangan juice jacking saat charging di port umum, yang risikonya sering saya abaikan di laptop lama.

Yang tidak kalah mengesankan adalah hadirnya Auto Data Wipe di BIOS yang akan mengenkripsi ulang SSD otomatis jika seseorang salah memasukkan PIN 3 kali, menjamin momen intim pengantin tak bocor ke internet.

Jika keamanan konvensional adalah "gembok", maka Zenbook S14 OLED menghadirkan "sistem pertahanan berlapis" yang memahami betapa berharganya data kreator. Dari enkripsi hardware yang tak bisa ditembus, hingga kamera AI yang menjadi "mata penjaga", ia memungkinkan saya fokus bekerja dan berkarya tanpa terus memikirkan ancaman digital.

Terkoneksi Dengan Jangkauan Luas dan Tetap Efisien

konektivitas asus zenbook s14 oled ux5406

Koneksi internet yang cepat dan stabil adalah hal yang paling saya butuhkan ketika kerja mobile ke mana dan di mana saja.

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) menjawab kebutuhan itu dengan menghadirkan Wi-Fi 7 (802.11be) Triple Band 2x2, generasi terbaru dari teknologi nirkabel yang menawarkan kecepatan lebih tinggi, latensi lebih rendah, dan stabilitas jaringan yang luar biasa dibanding Wi-Fi 6 atau bahkan Wi-Fi 6E.

Wi-Fi 7 pada laptop AI 45+ TOPS ini mendukung bandwidth hingga 320 MHz dan teknologi Multi-Link Operation (MLO), yang memungkinkan perangkat terhubung ke beberapa kanal secara bersamaan. Saya bisa unduh file besar sambil video call, upload hasil edit ke platform, atau streaming all at once tanpa lag.

Satu lagi keunggulan tersembunyi: efisiensi daya dari konektivitas Wi-Fi 7. Berkat teknologi seperti Target Wake Time (TWT), Wi-Fi bisa “beristirahat” saat tidak digunakan aktif, sehingga tidak terus-menerus menarik daya dari baterai. Saya bisa merasakan bekerja secara mobile sepanjang hari, karena koneksi tetap stabil tapi konsumsi baterai tetap rendah.

port konektivitas asus zenbook s14 oled
ASUS menyematkan port konektivitas yang cukup lengkap di Zenbook S14 OLED (UX5406SA) untuk menjaga produktivitas setiap saat di mana saja

Tak hanya Wi-Fi, Bluetooth® 5.4 yang disematkan di ASUS Zenbook S14 OLED UX5406SA juga membawa manfaat besar, terutama untuk saya yang sering menggunakan perangkat tambahan seperti mouse wireless, atau headphone.

Versi Bluetooth yang hadir hadir dengan mode Low Energy (LE) yang lebih pintar dan menghemat konsumsi baterai ini, juga menawarkan jangkauan lebih luas, latensi lebih rendah, dan koneksi yang lebih stabil bahkan di lingkungan yang penuh interferensi. Sinkronisasi dengan banyak perangkat juga lebih cepat dan seamless.

Saya pernah kerja dengan laptop yang port-nya cuma seadanya. Buka file besar lambat, colok monitor eksternal susah, dan harus pakai dongle ke mana-mana. Tapi begitu lihat daftar port di ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA), saya langsung paham kalau laptop ini memang disiapkan buat pengguna yang butuh fleksibilitas tinggi.

Ada USB 3.2 Gen 2 Type-A yang kecepatannya bisa sampai 10Gbps, cocok banget buat transfer file video 4K dari SSD eksternal. Selain itu, laptop ini juga dibekali 2x port Thunderbolt™ 4, dan ini bukan sekadar port USB biasa, karena kecepatannya sampai 40Gbps, dan bisa sekaligus untuk pengisian daya, transfer data super cepat, bahkan sambung dua monitor eksternal 4K.

Buat pengguna lain, apalagi yang kerja di bidang desain, multimedia, atau software development, port konektivitas sekomplet ini adalah game-changer. Kamu bisa sambung lebih dari satu device sekaligus, tanpa perlu pakai USB hub tambahan.

Di laptop AI 45+ TOPS kayak ASUS Zenbook S14 OLED UX5406SA, semua perangkat pendukung bisa jalan optimal karena didukung bandwidth tinggi dan efisiensi daya yang baik. Ini bikin workflow lebih lancar, waktu kerja lebih singkat, dan yang terpenting tidak ada kompromi antara portabilitas dan produktivitas.

Gimana, keren kan? Panjang pula ulasannya. Memang belum sempurna, tapi setidaknya ASUS Zenbook S14 OLED UX5406SA, sebagaimana Zenbook S14 OLED UX5406 yang pertama kali saya lihat dulu, telah mengajarkan saya untuk mulai "peduli" dan "melek" menelusuri informasi-informasi seputar aplikasi-aplikasi berbasis AI dan perangkat komputasi berteknologi kecerdasan buatan. Apalagi bila itu mempengaruhi produktivitas dan "cuan".

Saya sudah mulai mengumpulkan "amunisi" buat memiliki laptop ini. Laptop yang dibanderol 26 jutaan rupiah ini bisa kita dapatkan di toko resmi atau ASUS Store terdekat di kota kamu, serta beli online di toko-toko official ASUS di marketplace.

Kita? Iya, saya dan kalian, yang tidak mau produktivitas terhambat karena sistem kerja cara lama dan perangkat komputasi yang multitasking-nya mulai sering jadi beban.

Apa Yang Akan Saya Lakukan Dengan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA)?

Dengan semua "perkakas" luar maupun dalam ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA), mungkin kamu akan bertanya: Apa sih bisanya ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) buat kamu? Atau, apa sih yang akan kamu lakukan dengan laptop ini?

Setiap kita pasti punya berbagai agenda dan rutinitas. Tapi kita pasti sepakat, kita butuh perangkat komputasi yang bisa mempercepat proses kerja dan membuat segalanya lebih ringan, bukan menambah beban. Apalagi bikin badan tidak fit dan pikiran yang halusinatif.

Versi saya bila sudah memiliki laptop ini? Sebagai seorang freelancer yang merangkap blogger, musisi, dan videografer pernikahan, saya akan menjalani hari-hari yang padat dan beragam seperti biasanya. Tapi dengan sistem kerja dan spirit yang pastinya berbeda dibandingkan dibandingkan sebelumnya.

Dengan dukungan Copilot+ dan tombol khusus di keyboard, saya bisa mulai hari dengan menyusun agenda harian langsung dari desktop. Copilot memberi rekomendasi urutan kerja berdasarkan prioritas, durasi, dan beban kerja, sehingga saya tidak perlu menghabiskan waktu merancang jadwal secara manual.

copilot pc asus zenbook s14 oled

Copilot+ akan mendeteksi perubahan jadwal melalui email, kalender, atau notifikasi aplikasi, lalu memberi rekomendasi penyesuaian otomatis. Misalnya, jika ada meeting baru masuk, Copilot akan menyarankan waktu alternatif untuk tugas yang bentrok, atau menawarkan opsi menyelesaikan sebagian tugas lebih awal dengan bantuan AI seperti auto-summary, auto-edit, atau template konten.

Setelah jadwal tersusun, saya mulai menjalankan tugas-tugas kreatif. Di pagi hari, saya fokus menulis artikel blog, menyusun layout visual, dan mengelola media sosial. Layar OLED 3K dengan rasio 16:10 dan refresh rate 120Hz memberi saya ruang kerja visual yang luas dan tajam. Warna yang akurat berkat sertifikasi PANTONE Validated membuat proses desain terasa profesional. Saya bisa membuka beberapa aplikasi sekaligus. Dari Canva, Adobe Photoshop hingga browser, tanpa lag, berkat prosesor Intel® Core™ Ultra 7 dan RAM 32GB LPDDR5x yang mendukung multitasking berat.

Siang hari saya dedikasikan untuk produksi musik dan video. Zenbook S14 OLED menjadi studio portabel saya. Saya menjalankan FL Studio bareng Filmora atau CapCut tanpa hambatan, dan memanfaatkan NPU Intel® AI Boost untuk mastering otomatis, noise reduction, atau penciptaan loop berbasis AI.

laptop asus ai 45+ tops

Saat mengedit video pernikahan, Intel® Arc™ Graphics dan SSD 1TB PCIe Gen4 memastikan preview dan rendering berjalan cepat. Fitur AI mempercepat proses editing, sehingga saya bisa menyelesaikan proyek lebih awal dan tetap punya waktu untuk bersosialisasi.

Menjelang sore, saya akan melakukan backup data dan menyusun arsip proyek. Dengan konektivitas Wi-Fi 7 dan port Thunderbolt 4, transfer file besar berlangsung cepat dan efisien. Fitur Studio Effects berbasis AI juga membantu saya tampil profesional saat video call dengan klien, berkat eye contact correction, dan background blur yang natural.

Di malam hari, saya tidak perlu begadang untuk menyelesaikan pekerjaan. ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) membantu saya mengefisienkan waktu dengan performa tinggi dan fitur AI yang mempercepat proses kerja. Bahkan jika ada revisi mendadak, saya tahu laptop ini akan membantu saya menyesuaikan ritme kerja tanpa panik.

Bila saya dapat job ke luar kota, bobot 1.2 kg dan ketebalan hanya 1.1 cm membuat Zenbook S14 OLED (UX5406SA) menjadi mitra perjalanan ideal. Baterai 72WHrs bertahan 18-20 jam untuk aktivitas di luar ruangan tanpa charger. Material Ceraluminum™ dan lulus uji ketahanan MIL-STD 810H membuatnya mampu bertahan dari guncangan di mobil. Sistem pendingin Ambient Cooling-nya menjaga suhu tetap rendah dengan proses di bawah 25 dB, tetap senyap seperti bisikan.

Dengan semua proses ini, saya tidak terjebak dalam rutinitas teknis yang menyita waktu, memberi saya ruang untuk beristirahat dengan tenang, menikmati waktu bersama keluarga, atau sekadar bersantai.

Ketika waktunya bersantai, laptop ini juga menjadi pusat hiburan. Layar OLED-nya yang jernih dan kontras tinggi, berpadu mesra dengan Speaker Harman/Kardon, akan menghadirkan pengalaman menonton film dan video musik yang imersif, mendengarkan musik hasil editing video, atau saat memasang lagu di music player. Bahkan untuk bermain game non-AAA, refresh rate tinggi membuat visual terasa mulus dan responsif.

Intinya, ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) akan menjadi jawaban akan efisiensi waktu, manajemen jadwal yang adaptif, performa kreatif tanpa hambatan, kualitas audio dan visual level premium, dukungan AI yang kontekstual dan cerdas, mobilitas dan daya tahan, hiburan yang memuaskan, serta keseimbangan hidup yang terjaga yang selama ini tidak optimal saya dapatkan.

Tidak hanya membantu memfasilitasi aktivitas saya ini, ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) juga akan menjadi "senjata" saya untuk hal baru yang sedang saya jajaki: menjadi seorang music arranger.

Spesifikasi ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA)

MainSpec. Zenbook S 14 OLED (UX5406SA)
CPU Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 1.8 GHz (12MB Cache, up to 4.8 GHz, 8 cores, 8 Threads)
NPU Intel® AI Boost NPU up to 47 TOPs
OperatingSystem Windows 11 Home
Memory 32GB LPDDR5X
Storage 1TBPCIe® 4.0 NVMe™ M.2 SSD
Display 14",3K (2880 x 1800) OLED Touchscreen, 16:10, 120Hz, 500 nits, 100% DCI-P3,DisplayHDR™ True Black 500, Pantone® Validated, TÜV Rheinland-certified,stylus support
Graphics Intel® Arc™ Graphics
Input/Output 1xUSB 3.2 Gen 2 Type-A (data speed up to 10Gbps), 2x Thunderbolt™ 4 with support for display/power delivery (data speed up to 40Gbps), 1x HDMI 2.1TMDS, 1x 3.5mm Combo Audio Jack
Connectivity Wi-Fi 7(802.11be) (Tri-band)2*2 + Bluetooth® 5.4 Wireless Card
Camera 1080PFHD IR Camera for Windows Hello
Audio SmartAmp Technology, Harman/Kardon certified built-in 4 speaker, Built-in array microphone, Dolby Atmos
Battery 72WHrs, 2S2P, 4-cell Li-ion
Dimension 31.03 x 21.47 x 1.19 ~ 1.29 cm
Weight 1.2Kg
Color ZumaiaGray, Scandinavian White
Price Rp26.999.000
Warranty 2 Tahun Garansi Global dan 1 Tahun ASUS VIP Perfect Warranty

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) Bukan Laptop Biasa, Kamu Wajib Punya!

laptop ai terbaik

Setelah ngulik spesifikasi serta fitur demi fitur dari ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA), saya pribadi mulai merasa bahwa ini bukan sekadar laptop biasa. Bukan hanya alat kerja, tapi asisten digital yang akan membantu saya menyusun dan menjalankan jadwal dengan lebih cerdas.

Juga bukan cuma soal spesifikasi tinggi atau desain elegan, tapi bagaimana laptop AI 45+ TOPS ini menjawab kebutuhan kerja modern yang makin kompleks, makin cepat, dan menuntut efisiensi tinggi.

Selain itu, kehadiran laptop seperti ini tidak hanya tentang kemewahan, tapi kebutuhan yang relevan dengan gaya hidup dan pola kerja digital saat ini. Dan, Laptop ini adalah investasi jangka panjang, karena siap menghadapi gelombang aplikasi berbasis AI yang akan semakin mendominasi industri kreatif, pendidikan, dan bisnis.

Kalau kamu, seperti saya, sering terjebak multitasking berat, mengandalkan AI Copilot buat bantu kerja kreatif, atau butuh perangkat yang siap diajak kerja di mana saja tanpa drama koneksi dan baterai, dan antisipatif untuk mengoptimalkan aplikasi-aplikasi modern berbasis AI di masa depan, maka laptop dengan NPU 45+ TOPS AI seperti ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) layak jadi pertimbangan utama.

Saya percaya, memilih perangkat kerja itu sama kayak milih partner: harus bisa dipercaya, cepat tanggap, dan tahu cara kerja kita. Dan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) terlihat seperti partner yang siap mendukung produktivitas, kreativitas, dan kenyamanan saya setiap hari. Tidak heran kalau laptop ini disebut-sebut sebagai laptop ASUS AI terbaik di kelasnya, karena memang punya semua komponen yang dibutuhkan oleh pengguna profesional dan kreator konten masa kini.

So, Saatnya kamu juga naik kelas. Bukan hanya dalam hasil kerja, tapi juga dalam alat tempurnya.

Kalau saya, sih, sudah mulai menyiapkan diri untuk upgrade. Karena saya sadar, makin tinggi ekspektasi kerja saya, makin besar pula tuntutan pada perangkat yang saya gunakan.

Jadi sekarang, tinggal kamu tentukan: mau terus bertahan dengan perangkat lama yang terbatas, atau mulai transisi ke sistem kerja yang lebih cerdas, cepat, dan stabil dengan laptop AI 45+ TOPS terbaik yang sudah siap menjawab tantangan hari ini dan esok?

----------*********----------

Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog ASUS 45+ TOPS Advanced AI Laptop yang diadakan oleh Travelerien.

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url